Hari ini tidak seperti biasanya.
Mungkin Abi lagi sedih, jadi menulis beberapa kalimat seperti puisi.
sebenarnya gak ada judulnya tapi syamil kasih aja judul
cerita negeri kami.
+++
Negeri ini bukan lagi milik kami.
sebab penduduknya telah menggadaikannya.
Pada para penjahat dari golongan penguasa dan pengusaha.
Rakyat negeri ini makin menderita.
Sebab bodoh yang sangat kentara.
Lebih parah lagi dibodohi secara nyata.
Penduduk kami bukan lagi golongan manusia takwa.
Yang takut siksa neraka dan mengharap surga.
Tapi hanya gerombolan ternak-ternak sengsara.
Telah lama negeri ini ditimpa musibah.
Beruntun satu dengan lainnya.
Aneh tapi nyata, tak pernah ada yang taubat nasuha.
Mungkin saja malaikat rahmat tak sudi lagi mampir di negeri kami.
Sebab terlalu banyak orang melakukan kemaksiatan dan kesesatan
nyata-nyata tengah hari.
Pantas saja carut marut semarak di seluruh negeri.
Orang terpelajar, ketua umum partai, sampai bekas presiden
hanya pandai main telunjuk.
Televisi, radio, majalah, dan koran penuh fitnah.
Bahkan Tuhan seringkali menjadi bahan olok-2 saja.
Pengusaha, pedagang, atau pejabat sama saja.
Mikirnya tak lebih dari urusan perut belaka.
Halal haram tak lagi pedoman.
Ironinya mereka perbincangkan persiapan generasi muda unggulan.
Pembela Tuhan menjadi tertuduh.
Tukang onar dan pembuat rusuh.
Padahal mereka menahan azab yang bergemuruh.
Tapi optimisme tetap harus dibangun.
Sebab Tuhan sendiri tak pernah tidur.
Jelas-jelas bantuanNya bagi orang sabar dan yang selalu bersyukur.
Maka perjuangan tak boleh terhenti.
Sebab kebenaran mesti disuarakan tiada henti.
Sampai kapanpun.
+++jakarta 4 juni 2008
Selasa, 03 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar